Translate

Sunday 7 December 2014


RESUME MODUL POFESI KEGURUAN MKDK 4005


MODUL 1. PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA



Kegiatan Belajar 1 : Apa, Mengapa, dan bagaimana Pekerjaan Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari Lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri profesi yaitu :
1. Ada standar kerja yang baku dan jelas
2. Ada lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab
3. Organisasi profesi
4. Etika dan kode etik profesi
5. Sistem imbalan
6. Pengakuan dari masyarakat
Omstein dan Levine ciri-ciri profesi antara lain :
1. Melayani masyarakat, merupakan karier sepanjang hayat
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak semua orang dapat melakukannya)
3. Menggunakan hasil penelitian dam aplikasi dari teori ke praktik
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien: dengan penekanan terhadap layanan yang diberikan
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari supervisi dalam jabatan
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
11. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya
12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
13. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari setiap anggotanya
14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi
Menurut Sanusi, et. al (1991) ciri-ciri utama suatu profesi antara lain :
1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikasi social yang menentukan
2. Jabatan yag menuntut keahlian/keterampilan tertentu
3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu dapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metide ilmiah
4. Jabtan itu berdasarkan batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik, dan eksplisit yang bukan anya pendapat khayalak umum
5. Jabatan itu memerluakan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama
6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri
7. Dalam memberikan layanan kepda masyarkat anggota profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi
8. Tiap anggota profess mempunyai kebebasan dalam judgment terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya
9. Dalam praktiknya melayani masyarakat, anggota profess otonom dan bebas dari campur tangan orang luar
10. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan karenanya memperoleh imabalan yang tinggi pula
Menurut Robert W. richey (1974) ciri-ciri profesi adalah :
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dari pada pelayanan pribadi
2. Seorang pekerja professional, secara relative memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus untuk mendukung keahliannya
3. Memiliki kialifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perembangan dalam pertumbuhan jabtan
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap serta cara kerja
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya
7. Memberi kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian
8. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi seorang anggota yang permanen
Menurut D. Westby Gibson (1965) ciri-ciri keprofesian adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan oleh massyarakat terhadap pelayanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi
2. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur yang unik
3. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan professional
4. Dimilikinya suatu mekanisme untuk menyaring sehingga mereka yang dianggap kompeten yang diperbolehkan bekerja untuk lapangan tertentu
5. Dimilikinya organisasi professional yang disamping melindungi kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak etis professional pada anggotanya


Kegiatan Belajar 2 : Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
Profesi guru adalah suatu profesi yang utuh, dan banyak orang berpendapat bahwa guru hanya jabatan semiprofessional tau profesi yang baru muncul (emerging profession) karena belum semua ciri-ciri dapat memenuhi.
Menurut Sanusi et. al. (1991:23) terdapat enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, antara lain :
1. Subjek pendidikan adalah manusia yag memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya; pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia
2. Pendidikan dilakukan secara internasional, yakni sadar bertujuan maka pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik secara universal
3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipoetesis dalam menjawab ppermasalahan pendidikan
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai potensi yang baik untuk berkembang
5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya
6. Sering terjadi dilema antara tujuan utama pendidikan
Kompetensi yang harus dimiliki guru professional, antara lain :
1. Kompetensi Profesional, memiliki pengetahuan yang luas serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode dalam proses belajar yang tepat
2. Kompetensi Personal, memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber identifikasi yang mantap
3. Kompetensi Sosial, memnunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial
4. Kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai material
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru menurt Robert W. richey (1974) antara lain :
1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi
2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru
3. Para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta keterampilan tinggi dalam hal bahan mengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan
4. Para guru dalam organisasi professional, memiliki publikasi professional yang daapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi
5. Para guru diusahakan untuk selalu mengikuti kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service
6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu kareir hidup
7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun local
Menurut National Education Assotiaon (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Jabatan yang melibatkan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Jabatan yang menjanjikan kareir hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri
7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pirbadi
8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat
Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi profesi itu sendiri, yaitu anta lain untuk :
1. Menjunjung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi
Dasar-dasar guru Indonesia/ kode etik guru Indonesia, antara lain :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk mementuk martabat manusia Indonesia seutuhnya yang beriwa Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik seagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawana sosial
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan


Kegiatan Belajar 3 : Latar Belakang dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Jabtan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adaanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang professional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru.
PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa (Hermawan S., 1989). Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kegiatan profesi guru seta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986). Selanjutnya terdapat 4 misi uatama PGRI, antara lain :
1. Misi politis/ideologis
2. Misi persatuan/organisatoris
3. Misi profesi
4. Misi kesejahteraan
Selain PGRi ada organisasi resmi lain, antara lain :
1. ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan)
2. IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
3. HISAPIN (Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia)
4. HSBI (Himpunan Sarjana Bahasa Indonesia)
Secara konseptual dam umum, ruang lingkup kerja guru itu mencakup aspek-aspek :
1. Kemampuan professional
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Penguasaan wawasan kependidikan dan keguruan
c. Penguasaan proses pendidikan
2. Kemampuan sosial, kemampuan menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja
3. Kemampuan personal (pribadi)
Keandalan seorang yang professional dapat dilihat dari berbagai segi berikut ini :
1. Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan
2. Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu
3. Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenagan profesinya dan menghormati profesi lain
4. Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik, mengajar dan melatih
Ruang lingkup profesi guru dibagi dalam 2 (dua) gugus, yaitu :
a. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional
b. Gugus kemampuan professional


MODUL 2
Kompetensi Kepribadian, Sosial, dan Profesional Guru


Kegiatan Belajar 1 : Kompetensi Kepribadaian Guru
Kompetensi kepribaian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Fungsi utama seorang guru adalah sebagai teladan bagi murid-muridnya dan hal ini dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani artinya guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta mendorong/memberikan motivasi dari belakang.
Beberapa kompetensi kepribadaian guru, antara lain sebagai berikut :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Percaya kepada diri sendiri
3. Tenggang rasa dan toleran
4. Bersikap terbuka dan demokratis
5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya
6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya
7. Memahami tujuan pendidikan
8. Mampu menjalin hubbungan insani
9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri
10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya




Kegiatan Belajar 2 : Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengambangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.
Fungsi kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut :
1. Motivator dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan
2. Perintis dan Pelopor Pendidikan
3. Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan
4. Pengabdian
Jenis-jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut Cece Wijaya (1994) adalah sebagai berikut :
1. Terampil Berkomunikasi dengan Peserta Didik dan Orang Tua Peserta Didik
2. Bersikap Simpatik
3. Dapat Bekerja Sama dengan Dewan Pendidikan.Komite Sekolah
4. Pandai Bergaul dengan Kawan Sekerja dan Mitra Pendidikan
5. Memahami Dunia Sekitarnya (Lingkungan)


Kegiatan Belajar 3 : Komponen Kompetensi Profesional
Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi profesional, yaitu :
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar
Menurut Johnson ada 3 komponen kompetensi professional, yaitu :
1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkan itu
2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan
3. Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan pembelajaran siswa




Menurut Depdikbud ada 19 kompetensi professional guru adalah sebagai berikut :
1. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep
2. Pengelolaan program belajar mengajar
3. Pengelolaan kelas
4. Pengelolaan dan pengggunaan media serta sumber belajar
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan
6. Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar
7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah
8. Menguasai metode berpikir
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional
10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik
11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan
12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
13. Mampu memahami karakteristik peserta didik
14. Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
15. Memiliki wawasan tentang inivasi pendidikan
16. Berani mengambil keputusan
17. Memahami kurikulum dan perkembangannya
18. Mampu bekerja berencana dan terprogram
19. Mampu menggunakan waktu secara tepat


Kegiatan Belajar 4 : Hubungan Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar
Menurut Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkannya dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu.
Ada dua cara memandang materi atau bahan ajar, yaitu :
1. Dari sudut isi bahan ajar, bahan ajar digolongkan menjadi 6 jenis
a. Fakta
b. Konsep
c. Prinsip
d. Keterampilan
e. Pemecahan Masalah
f. Proses
2. Dari sudut cara pengorganisasian bahan ajarnya dibagi menjadi 4 jenis
a. Bahan Bidang Studi Linier
b. Bahan Bidang Studi Kumulatif
c. Bahan Bidang Studi Praktikal
d. Bahan Bidang Studi Eksperensial
Alasan pengembangan dalam pemilihan bahan ajar adalah sebagai berikut :
1. Bahan bidang studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan
2. Bahan bidang studi tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang baru
3. Bahan bidang studi yang makin bertambah itu harus dipelajari melalui berbagai media komunikasi
4. Bahan bidang studi yang makin bertambah itu dipelajari melalui berbagai pendekatan, baik pendekatan metode penyampaian pelajaran maupun melalui pembelajaran yang digunakannya
Kriteria dalam memilih bahan bidang studi antara lain sebagai berikut :
1. Bahan bidang studi yang diajarkan adalah bersifat fundamental
2. Bahan bidang studi yang hangat (current event)
3. Bahan bidang studi yang selalu dihadapi berulang-ulang oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari (persisten life situation)
4. Bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah
Untuk memperoleh keterampilan kamampuan mengajar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Latihan menganalisis tugas-tugas belajar
2. Latihan merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran umum yang berpusat pada hasil yang diharapkan
3. Latihan menetapkan indikator-indikator tingkah laku yang spesifik dari kata kerja yang dipakai oleh tujuan pembelajaran umum
4. Latihan memilih indikator-indikator yang sesuai dengan tingkah laku kemampuan siswa
5. Latihan merumuskan tujaun pembelajaran khusus pada indikator-indikator terpilih
Hubungan antara penguasaan materi ajar dengan kemampuan mengajar sebagai berikut :
1. Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar
2. Guru yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan lebih yakin di dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas
3. Guru yang sudah menguasai betul materi yang akan disampaikan kepada siswa akan berusaha memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya
4. Guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai metode untuk diterapkan sesuai dengan perkembangan situasi di kelas dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan mengajar yang sudah dirumuskan sebelum memasuki kelas
5. Guru yang meguasai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi ajarnya


Kegiatan Belajar 5 : Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi. Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran.
Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan umpan balik yang diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi dalam PBM yang sedang berlangsung. Keputusan transaksional diambil karena adanya prubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.


MODUL 3 : Berbagai Peran Guru dalam Pembelajaran


Kegiatan Belajar 1 : Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Dalam pandangan lama, para ahlimembagii konsentrasi studi tentang perkembangan anak dalam :
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang mencakup perubahan hadaniah dan keterampilan motoric
2. Perkembangan aspek kognitif yang mencakup persepsi, bahasa, belajar dan berpikir
3. Perkembangan psikososial yang mencakup perkembangan emosi, kepribadian, dam hubungan antar pribadi




Apek-aspek perkembangan anak sekolah dasar antara lain :
1. Perkembangan Motorik dan Persepsi
2. Implikasi bagi Proses Pembelajaran
Piaget mendeskripsikan perkembangan kognitif ke dalam 4 periode perkembangan, antara lain :
1. Periode Sensomotorik (0 - 1 tahun)
2. Periode Operasi Awal (1 – 7 tahun)
3. Periode Operasi Konkret (7 – 12 tahun)
Good dan Brophy (1990) mengklarifikasikan sebagai berikut :
a. Keterampilan klasifikasi
b. Konsep konservasi
c. Kemampuan mengurutkan
d. Kemampuan negotiation
e. Identitas
f. Kompensaasi
4. Periode Operasi Formal (12 tahun ke atas)
5. Kesiapan Belajar dan Implikasi bagi Pembelajaran
Piaget (Thomas L. Good dan Jere E. Brophy, 1990: 51-52) pikiran anak merupakan struktur yang secara terus menerus berkembang kea rah tingkat organisasi dan integrasi yang lebih tinggi
Proses pembelajaran di sekolah dasar bersifat terpadu dengan perkembangan fisik kognitif, sosial, moral, dan emosional. Konsep pendekatan perkembangan dalam pembelajaran ada dua dimensi, yaitu dimensi umum dan individual.


Kegiatan Belajar 2 : Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yaitu :
a. Inkuiri dalam pembelajaran mengandung makna mempertanyakan, menjelajahi labih jauh dan memperluas pemahaman tentang situasi.
b. Refleksi mengimplementasikan adanya dugaan, penilaian dalam pertimbangan faktor-faktor signifikan untuk mencapai tujuan.


Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen sebagai berikut :
a. Analisis kurikulum, yaitu kegitan untuk merumuskan rencana dan bahan ajar yang lebih bermakna dan sesuai perkembangan peserta didik
b. Tujuan pembelajaran; ada 4 tipe tujuan pembelajaran yaitu:
1) Tujuan perilaku
2) Tujuan pemecahan masalah
3) Tujuan ekspresif
4) Tujuan afektif
c. Rencana kegiaan berisi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
d. Rencana evaluasi; terdiri dari kegiatan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif


Kegiatan Belajar 3 : Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen
Kelas
Menurut hasil kajian literature terdapat 9 definisi gambaran pendekatan manajemen kelas, yaitu :

1. Pendekatan otoriter
6. Pendekatan modifikasi perilaku

2. Pendekatan intimidasi
7. Menciptakan iklim sosio-emosional

3. Pendekatan permisif
8. Kelas sistem sosial kelompok utama

4. Pendekatan buku masak
9. Pendekatan jamak atau pendekatan pluraistik (James M. Cooper,ed, 1990)

5. Pendekatan instruksional



Brophy dan Putnan (Good dan Brophy, 1990) menyebutkan sebagi pendekatan optimal, yaitu sebagai proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil mungkin pembatasan-pembatasan.
Fungsi-fungsi pokok manajemen kelas sebagai berikut :
1. Fungsi preventif
2. Fungsi kuratif
3. Fungsi pemeliharaan
4. Fungsi pengembangan
5. Fungsi fasilitator
6. Fungsi motivator
Kegitan Belajar 4 : Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian ada 4 tahap evaluasi yaitu :
1. Tahap persiapan
2. Tahap memperoleh informasi yang diperlukan
3. Tahap membentuk judgment
4. Tahap menggunakan judgment untuk mengambil keputusan
Tahapan yang perlu ditempuh dalam memilih teknik, antara lain :
1. Memilih teknik yang tepat, (Inkuiri, Observasi, Analisis, Tes)
2. Memilih Instrumen yang Paling Baik (Tes, Daftar cek, Skala penilaian, Kuesioner)


MODUL 4 : Peran Guru dalam Bimbingan/ Konseling dan Pengelolaan Stres dalam Pekerjaan


Kegiatan Belajar 1 : Hakikat Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling terjemahan dari “guidance” dan “conseling” yang berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), (4) menyetir (to steer).
Menurut Sherzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Sunaryo Kartadinata (1998:4) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.
Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Sedangkan Konseling diatikan sebagai membantu indvidu secara perorangan dalam siituasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya.
Fungsi bimbingan konseling, antara laing sebagai berikut :
1. Fungsi Pemahaman, (membantu siswa agar memahami diri)
2. Fungsi preventif, (mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi)
3. Fungsi pengembangan, (bersifat lebih proaktif dari fungsi lain)
4. Fungsi perbaikan, ( kuratif atau penyembuhan)




Asas-asas bimbingan dan konseling natara lain sebagai berikut :

1. Asas kerahasiaan
7. Asas kedinamisan

2. Asas kesukarelaan
8. Asas keterpaduan

3. Asass keterbukaan
9. Asas kenormatifan

4. Asas kegiatan
10. Asas keahlian

5. Asas kemandirian
11. Asas alih tangan

6. Asas kekinian
12. Asas tut wuri handayani

Prinsip-prinsip bimbingan, antara lain :
1. Bimbingan diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang
2. Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa
3. Bimbingan dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa
4. Bimbingan berdasar kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan
5. Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses penilaian
6. Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya
Hubungan bimbingan dengan pendidikan dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990, Pasal 25, dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, Pasal 27 dikemukan bahwa :
1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing


Kegiatan Belajar 2 : Peran Guru dalam Bimbigan dan Koseling
Peran Kepebimbingan Guru dalam Proses Pembelajaran (Pribadi, Sosial, Karier) dapat jelaskan dalam :
1. Bimbingan Belajar
2. Bimbingan pribadi
a. Bersikap peduli kepada anak
b. Bersikap konsisten
c. Mengembangkan lingkungan yang stabil
d. Bersikap permisif
3. Bimbingan sosial
4. Bimbingan karier
Beberapa guru yang dapat dilakukan untuk memperoleh belajar yang sehat, antara lain :
1. Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok
2. Memanfaatkan pendekatan-pendekatan kelompok dengan melakukan bimbingan
3. Mengadakan kenferensi kasus dengan melibatkan para guru da atau orang tua siswa
4. Menjadi segi kesehatan mental sebagai salah satu evaluasi
5. Memasukan aspek-aspek hubungan nsaniah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari bahan ajaran yang harus disajikan guru
6. Menaruh kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran
Teknik-teknik dalam membantu siswa yang kesulitan belajar, antara lain yaitu :
1. Pengajaran remedial
2. Pengayaan
3. Peningkatan motivasi belajar
4. Peningkatan keterampilan belajar
5. Pengembanagan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif


Kegiatan Belajar 3 : Pengertian dan Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru
Walter Cannon (1932) mengemukakan bahwa manusia merespons peristiwa stress baik dengan fisik maupun psikis untuk mempersiapkan dirinya (fight or flight response). Dadang Hawari (1997 : 44-45) stress merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya, dan apabila fungsi organ tubuh terganggu dinamakan distress, sedangkan depresi merupakan reksi iiwa terhadap stressor yang dialaminya. A. Baum (Sehlley E. Taylor, 2003) stress sebagai “perasaan tdak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sebagai respons atau reaksi individu terhadap stressor yang mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan hidupnya.”
Faktor pemicu strees (stressor) dalam diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara laian :
1. Stressor Fisik – Biologik (penyakit, cacat, dsb)
2. Stressor Psikologik (negative thingking, frustasi)
3. Stressor Sosial (iklim kehidupan keluarga, pekerjaan)


Kegiatan Belajar 4 : Mengelola Stres dalam Pekerjaan
Pengelolaan stress disebut juga dengan istilah coping. Menurut R. S. Lazarus dan Folkman (Taylor, 2003:219) coping adalah proses mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena diluar kemampuan diri individu.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Coping antara lain :
1. Dukungan Sosial, menurut House (1981) memiliki 4 fungsi :
a. Emotional support
b. Appraisa support
c. Informational support
d. Instrumental support
2. Kepribadian
a. Hardiness (ketabahan, Daya Tahan), Seuzanne Kobasa (1979) karakteristik :
1) Commitment
2) Internal Locus Control
3) Challange
b. Optimisme
Coping yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan atau metode, diantaranya sebagai berikut :
1. Rational-Emotive Therapy (mengubah pola piker yang irrasional sehingga mengurangi gangguan emosi atau perilaku maladaptif)
2. Meditasi
3. Relaksasi
4. Mengamalkan ajaran agama sebagai wujud keimanan kepada Tuhan


MODUL 5 . Kode Etik Keguruan dan Penerapannya dalam Berbagai Bidang Kehidupan Guru


Kegiatan Belajar 1 : Pengertian dan Fungsi Kode Etik
Secara etimologis, kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai, dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.


Canadian Code of Ethics (CCE) mengemukakan 4 asas etis, yaitu :
1. Respect for the dignity of persons (menghargai harkat dan martabat manusia)
2. Responsible caring (kepedulian yang bertanggung jawab)
3. Integrity in relationship (integritas dalam hubungan)
4. Responsibility to society (tanggung jawab kepada masyarakat)
Bigs dan Blocher (1986 : 10) mengemukakan 3 kode etik yaitu :
a. to protect a profession from government interference (melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah)
b. to prevent internal disgreements within a profession (mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi)
c. to protect practitioners in cases of alleged malpractice (melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi)
Sutan Zanti dan Syahnimar Syahrun (1992) mengemukakan 4 fungsi kode etik guru, antara lain sebagai berikut :
1. agar terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
2. untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat, dan pemerintah
3. sebagi pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinya
4. pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas
Secara umum bahwa fungsi kode etik guru berfungsi sebagai :
a. agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi
b. agar guru bertanggung jawab atas profesinya
c. agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
d. agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan masyarakat
e. agar profesi ini membantu dalam memecahkan maslah dan mengembangkan diri
f. agar profess guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah




Kegiatan Belajar 2 : Deskripsi Kode Etik Keguruan dalam Pelaksanaan Tugas Berbagai
Bidang Kehidupan


Kode Etik Guru Indonesia berpedoman kepada dasar-dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi bahan melakukan bimingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk memina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
Penerapan Kode Etik Guru dalam pelaksanaan tugasnya antara lain :
1. Multi Peran dan Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:262) mengemukakan peran guru sebagai manajer, pemandu, organisator, loordinator, komunikator, fasilitator, dan motivator dalam pembelajaran. Abin Syamsuddin (1999) mengemukakan 7 peran dan tugas guru dalam pembelajaran yaitu konservator, innovator, transmitor, transformator, organisator, dan planner.
2. Penerapan Kode Etik Guru dalam Pelaksanaan Tugasnya


Penerapan kode etik guru dalam keluarga sedkitnya memiliki 4 fungsi, yaitu sebagai pedoman bagi guru dalam :
1. Membentuk anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila
2. Menanamkan kejujuran pada anggota keluarga
3. Memupuk semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota keluarga
4. Mendorong partisipasi anggota keluarga dalam menyukseskan jalannya pendidikan


MODUL 6 . Refleksi dalam Tugas dan Pengembangan Profesi melalui Organisasi


Kegiatan Belajar 1 Refleksi dalam Tugas dan Berbagai Bentuknya
Refleksi professional kependidikan, pada hakikatnya mengacu kepada kemampuan dan kesanggupan guru merenungkan, memahami dan menyadari pengalaman diri selama menggeluti profesi kependidikan.
Agar ada kesuaian Tujuan Pendidikan Jangka Panjang (TPJP), Tujuan Utuh Pendidikan (TUP) dengan Tugas Yang Dirancang (TYD) diperlukan tindakan-tindakan yang sistematik. Tindakan tersebut dilakukan pada :
1. Tingkat structural (organisasi penyelenggara system pendidikan nasional di tingkat pusat dan daerah)
2. Tingkat institusional (satuan pelaksanaan penyelenggaraan system pendidikan, baik jalur, jenjang, jenis persekolahan maupun luar sekolah)
3. Tingkat operasional (satuan pelaksana kegiatan proses pembelajaran dan pendidikan pada jalur, jenjang, jenis persekolahan dan pendidikan luar sekolah)


Kegiatan Belajar 2 : Organisasi Profesi Guru

No comments:

Post a Comment